Suvenir Hasil Karya Anak SD di Larantuka, Laris
Editor: Koko Triarko
LARANTUKA – Kebanyakan anak usia Sekolah Dasar, biasanya lebih sering bermain dan belum berpikir untuk mencari uang untuk membiayai keperluannya sehari-hari, dan masih mengharapkan uang dari orang tua. Namun, hal ini berbeda dengan seorang anak di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang sejak usia 9 tahun sudah mulai belajar membuat suvenir dan menjualnya.
“Saya mulai membuat aneka suvenir atau kerajinan tangan sejak umur 9 tahun, saat itu masih duduk di kelas 3 Sekolah Dasar di Desa Konga,” kata Maria Aloysia Senia, warga Kelurahan Larantuka, Kota Larantuka, Selasa (7/7/2020).
Nia, sapaannya, mengaku belajar membuat aneka kerajinan tangan tersebut dengan melihat dari internet dan setiap hari belajar membuatnya hingga bisa mahir mengerjakannya sendiri.
Hasil kerajinan yang dibuat dijual sendiri di sekolah, di rumah maupun dipromosikan lewat media sosial, dan banyak yang tertarik membelinya.
“Saya belajar sejak umur 9 tahun membuat Rosario, dan menjualnya termasuk lewat media sosial. Banyak yang membelinya, sehingga saya setelah pulang sekolah mulai membuatnya setelah mengerjakan tugas sekolah dan belajar,” ungkapnya.
Satu suvenir ucapan pernikahan dijual Nia Rp5.000, sedangkan bros kain tenun Rp10.000, Rosario Rp25.000. Dalam sehari, ia bisa membuat hingga 50 buah Rosario saat permintaan sedang banyak.