Tak Benar Jika Soeharto Otoriter dan Diktator
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Menteri Koperasi di era kepemimpinan Presiden Soeharto, Subiakto Tjakrawerdaja, menceritakan bahwa jika Pak Harto marah kepada menterinya, maka hal itu sangatlah halus sekali.
“Seperti pada saat sidang kabinet beliau hanya mengatakan, saudara-saudara, ini yang Presiden adalah saya, yang mandataris MPR adalah saya. Jadi yang bertanggung jawab adalah saya. Jadi anda-anda sekalian adalah pembantu presiden. Ucapan beliau seperti itu menurut saya beliau sedang marah, dan saya menilai marahnya beliau halus sekali,” ucapnya, di Ruang Pertemuan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri), belum lama ini.
Subiakto membenarkan apa yang diucapkan Pak Harto menteri merupakan hak prerogatif presiden untuk memilih, mengangkat, dan memberhentikan. Sehingga jika dinilai pernah marah terhadap menterinya, Subiakto menilai ucapannya tidak terlihat seperti orang marah. Bahkan tidak pernah berbicara keras, tidak dengan intonasi yang keras, dan kalimatnya sangat lembut. Justru itu sangat mengena ke dalam hati yang mendengar.
Subiakto menceritakan kembali bahwa untuk menunjukkan sikap tidak setuju terhadap menterinya, Pak Harto dengan sangat terbuka mengajak diskusi menterinya. Walaupun dia mempunyai hak prerogatif namun tidak otoriter.
“Ada satu kasus dalam kegiatan koperasi yang menurut saya beliau sangat suka dan terbuka sekali dengan pandangan-pandangan. Hampir satu jam diskusi dan pada akhirnya beliau menerima,” kenang Subiakto.
Dikatakan Subiakto, salah satu wujud pengalaman diskusi misalnya bahwa sudah saatnya Badan Pengendali Pemasaran Cengkeh (BPPC) harus dibubarkan dan diambil alih koperasi.