Warga di Garut Bangun Jaringan Internet Mandiri
“Tentunya kalau dulu 12 orang butuh 12 CPU, sekarang cukup satu saja,” katanya.
Selain itu, kata Budi, pihaknya telah membuat alat bernama touchpen sederhana atau alat yang bisa dipakai menulis di layar komputer, dan membuat aplikasi layar sentuh.
“Biasanya kan kalau infocus itu kalau mau pindah slide harus dari komputer, kalau ini kayak HP saja, jadi mau layarnya dari papan atau kain sekali pun, tetap bisa jadi touchscreen,” katanya.
Ia berharap, inovasi yang telah dilakukan mendapatkan dukungan pemerintah, salah satunya yang diharapkan yakni memiliki izin internet servis provider (ISP) di kampung itu, karena jaringan internet yang dibangunnya belum mengantongi izin.
“Kami cuma minta bantuan kebijakan saja dari pemerintah, biar jaringan internet di Cilimushideung ini legal,” katanya.
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, mengapresiasi ide yang dilakukan Budi bersama warga lainnya dalam membangun kampung internet atau teknologi, untuk kebutuhan warga di kampung itu.
“Saya bangga, karena belum tentu orang kota memilikinya (jaringan internet mandiri),” katanya.
Menurut dia, jaringan internet dibutuhkan banyak warga, apalagi di tengah wabah Covid-19 banyak segala kegiatan menggunakan internet.
“Tentu sangat membantu dan meringankan beban orang tua. Saya salut dan takjub, warga di kampung bisa punya internet mandiri,” katanya.
Helmi berjanji, pemerintah daerah akan membantu untuk mengurus izin ISP dan sudah memerintahkan Diskominfo Garut untuk membantu pengurusan izin itu agar internet di Cilimushideung legal. “Inovasi warga ini perlu didukung pemerintah,” katanya. (Ant)