Warga Todang di Sikka Kesulitan Air Bersih

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Kawasan hutan produksi Iligai terdapat beberapa sumber mata air yang airnya dipergunakan untuk konsumsi warga beberapa desa di Kecamatan Lela, sebelah selatan serta warga Kecamatan Nita di sebelah utaranya.

Namun mata air ini tidak bisa mengalir ke arah barat Dusun Todang dan jaraknya jauh dari perkampungan Iligai yang warganya menetap di dalam kawasan hutan produksi Iligai sehingga warga pun kesulitan air bersih.

“Memang ada mata air kecil tapi airnya keruh kalau diambil banyak. Paling hanya satu dua ember terus dibiarkan dahulu agar airnya jernih baru bisa diambil,” ungkap Wendelimus, warga Kampung Iligai, Dusun Todang, Desa Hokor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (22/7/2020).

Wendelimus, Ketua RT 01 RW 01 Dusun Todang, Desa Hokor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, NTT, saat ditemui, Rabu (22/7/2020). Foto: Ebed de Rosary

Wendelimus menyebutkan, akibat kesulitan air bersih membuat warga di Kampung Iligai dan Dusun Todang praktis hanya mengandalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka sehari-hari.

Setiap rumah warga kata dia, selalu ada bak air untuk menampung air hujan. Makanya meskipun berada di dalam kawasan hutan, rumah warga semuanya beratap seng agar bisa mengalirkan air hujan ke talang dari bambu.

“Kita harus membuat talang dari bambu yang diikatkan di ujung atap seng rumah kita. Talang ini disambung ke bak air sehingga air hujan akan tertampung di bak air yang terbuat dari semen,” ujarnya.

Jika curah hujan tinggi dan hujannya lebat ucap Wendelimus, maka bak air yang tingginya mencapai 3 meter dengan diameter 2 meter bisa penuh. Namun bila tidak ada hujan maka warga harus membeli air di Kota Maumere.

Lihat juga...