Abrasi Ancam Pesisir Pantai Utara Pulau Flores

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Abrasi mengancam sepanjang pesisir pantai utara Pulau Flores di Porivinsi Nusa Tenggara Timur, dan menggerus wilayah daratan, bahkan merusak jalan raya Trans Utara Flores dan tanggul penahan gelombang.

Untuk mencegahnya, dilakukan upaya penanaman kembali mangrove atau bakau di sepanjang pesisir pantai utara, yang sudah banyak berumur tua dan mati.

“Untuk mencegah abrasi memang harus ditanam bakau di pesisir pantai. Bisa juga dengan pohon waru dan lainnya,” kata Direktur Wahana Tani Mandiri, Carolus Winfridus Keupung, Rabu (12/8/2020).

Direktur Wahanan Tani Mandiri, Carolus Winfridus Keupung, saat ditemui di kantornya, Rabu (12/8/2020). -Foto: Ebed de Rosary

Wim, sapaannya, menyebutkan pantai utara Flores masih memungkinkan untuk menanam bakau, terutama di daerah pesisir pantai yang berlumpur, sebab ombaknya pun tidak terlalu ganas.

Menurutnya, kalau di pantai selatan Flores seperti di Kecamatan Lela memang agak sulit menanam bakau, karena ombaknya terlalu besar, sehingga bakau yang ditanam banyak yang tergerus ombak dan mati.

“Selain itu, lumpur juga tidak ada sehingga membuat banyak bakau yang ditanam tidak berkembangbiak,” ungkapnya.

Mantan Direktur WALHI NTT ini mengajak, agar makin banyak orang yang peduli tentang lingkungan pesisir pantai dengan mulai menanam pepohonan, yang bisa mencegah abrasi agar daratan tidak tergerus setiap tahunnya.

Apalagi, menurutnya, Flores pernah mempunyai pengalaman gempa dan tsunami dahsyat yang melanda wilayah ini pada 1992, dan banyak wilayah yang pesisir pantainya rimbun tanaman bakau bisa tertolong.

Lihat juga...