Belajar Tasawuf

OLEH: HASANUDDIN

Huruf ص berasal dari kata assafau artinya kejernihan yang juga terbagi atas dua bagian, yaitu “kejernihan hati” dan “kejernihan sirr“. Yang dimaksud kejernihan hati adalah seseorang membersihkan hatinya dari kotoran-kotoran yang ada di dalamnya, seperti kotoran yang mengendap dalam hati akibat terlalu banyak memakan makanan yang halal, banyak bicara, banyak tidur dan banyak memperhatikan masalah-masalah duniawi, seperti berlebihan dalam hal mencari penghidupan duniawi, banyak berjima dengan istri, dan berlebihan dalam mencintai anak atau keluarga. Tentu saja yang haram secara syar’i telah ditinggalkan oleh para sufi. Dan sebab itu tidak menjadi suatu  bahasan yang penting lagi bagi mereka. Urusan halal dan haram telah selesai dibahas pada level taubat. Pembersihan hati, erat kaitannya dengan pembersihan kotoran-kotoran hati akibat hal-hal yang secara syar’i dibolehkan, namun dilakukan secara berlebih-lebihan.

Menjernihkan hati, bagi kalangan sufi dilakukan dengan memperbanyak mengingat Allah, dan mengurangi mengingat makhluk-Nya.

Level keimanan seorang sufi sebagaimana di katakan oleh Al-Quran: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang gemetar hatinya apabila disebut nama Allah” (QS. Al-Anfal (8): 2).

Maksud gemetar di sini adalah merasa takut, jika nama Allah disebut, di mana rasa takut ini muncul setelah hati “terjaga dari kelalaian”.

Sedangkan menjernihkan sirr dapat dilakukan dengan cara menjauhi hal yang memalingkan dari Allah swt dan rasa cinta kepada-Nya, dengan senantiasa menyebut nama-tauhid-Nya melalui sirr-nya.

Huruf و (waw) diartikan sebagai kewalian, yang merupakan hasil pencapaian yang diperoleh dari kedua tahapan di atas. Mengenai hal ini Allah swt berfirman: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada kekhawatiran pada diri mereka dan tidak pula mereka bersedih hati” (QS. Yunus (10): 62).

Lihat juga...