Direlokasi Pasca-Tsunami, Warga Kembali ke Pulau Babi
Editor: Makmun Hidayat
“Kami mengambil air di Desa Tanjung Darat menggunakan perahu untuk memancing. Sekali angkut minimal 10 jeriken tergantung banyaknya jeriken yang dimiliki dan besarnya perahu yang dimiliki setiap orang,” ungkapnya.
Akibat kesulitan air bersih, Campau berharap pemerintah Kabupaten Sikka bisa membantu penampung air dari bahan fiber atau membangun bak air penampung air hujan di Pulau Babi.
Warga Pulau Babi lainnya, Nuraini mengaku terpaksa bersama suaminya kembali menetap di pulau tersebut dengan membangun rumah panggung sederhana dari bambu belah (Halar) dan beratap ilalang.
“Kami terpaksa membangun rumah sederhana di Pulau Besar, sebab saat musim hujan kami harus berkebun menanam padi, jagung, singkong dan lainnya untuk dikonsumsi,” ungkapnya.