Fesyen Muslim Menarik Dikembangkan

Editor: Koko Triarko

Sekertaris Jenderal MUI, Anwar Abbas pada acara diskusi 'Mengembangkan Potensi Ekonomi Syariah Melalui Islamic Fashion di Masa Pandemi,' yang digelar virtual, Kamis (13/8/2020). Foto: Sri Sugiarti

JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI), berharap Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia, dengan memberikan peluang generasi muda untuk berkreasi.   

Sekertaris Jenderal MUI, Anwar Abbas, mengatakan dari perspektif ekonomi dunia fesyen muslim menjadi pasar yang atraktif atau menarik untuk dikembangkan, dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kalau kita kaitkan dengan ekonomi nasional kontribusi terhadap fesyen dunia itu baru 1,6 persen market share-nya. Jadi, masih jauh sekali. Maka, saya berharap mudah-mudahan Fakultas Agama Islam Universitas Ibnu Khaldun (FAUIKA) dapat mendorong kreativitas para mahasiswa dan dosen, untuk berkreasi memajukan dunia fesyen muslim Indonesia,” kata Anwar, pada acara diskusi ‘Mengembangkan Potensi Ekonomi Syariah Melalui Islamic Fashion di Masa Pandemi,’ yang digelar secara virtual, Kamis (13/8/2020).

Anwar berharap, ‘Islamic Fashion’ di masa pandemi Covid-19, dapat memberikan arti yang besar bagi kemajuan fesyen muslim Indonesia dan dunia international.

Menurutnya, acara ini merupakan terobosan, apalagi Universitas Ibnu Khaldun akan membuka prodi Islamic Fashion.

“Ini adalah prodi pertama, dan satu keunggulan yang sudah dilakukan Universitas Ibnu Khaldun,” ujarnya.

Apalagi, kata dia, saat fesyen masih berkiblat ke barat, walaupun di akhirnya berkiblat ke negara Timur Tengah dan Korea. Diharapkan,  ‘islamic fashion’ ke depannya bisa berpusat di Indonesia.

Mengingat, kata Anwar, Indonesia mempunyai populasi umat Islam terbesar di dunia. Maka, harus ada grativity karena yang namanya fesyen ini bicara pakaian dan asesori atau mode yang selalu  berubah-rubah sangat cepat.

Lihat juga...