Kombinasi Tiga Media Tekan Biaya Modal Budi Daya Ikan Air Tawar

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Budi daya ikan air tawar menjadi salah satu sumber mata pencaharian bagi warga Lampung Selatan. Pemanfaatan media budi daya kombinasi menjadi solusi sukses budi daya ikan air tawar.

Lilik Toto Wisojo, pemilik usaha budi daya ikan air tawar jenis lele mutiara di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, memanfaatkan tiga media budi daya. Semula, ia memakai kolam tanah, selanjutnya memakai semen dan terpal.

Penggunaan media tanam kombinasi, menurut Lilik dilakukan untuk efesiensi. Kolam tanah dibuat saat modal masih terbatas dengan proses penggalian. Potensi sumber mata air yang melimpah dari Gunung Rajabasa mengalir sepanjang waktu, membuatnya memilih usaha budi daya. Membudidayakan ikan air tawar sebagai hobi, kini usaha tersebut menjadi sumber penghasilan.

Ahmad, ketua Pokdakan Way Muloh Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, menyediakan bibit nila, mas, lele dan gurami, Senin (31/8/2020). -Foto: Henk Widi

Membentuk kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan), Lilik bisa mendapat bantuan stimulan indukan. Sebanyak 20 pasang indukan berasal dari Cianjur digunakan untuk menghasilkan indukan. Semua indukan diletakkan di kolam tanah, selanjutnya proses pemijahan dilakukan di kolam semen. Benih siap jual selanjutnya dipindah ke kolam terpal tambak.

“Kombinasi penggunaan kolam ikan air tawar saya tambah dengan kayu dan bambu untuk penopang kekuatan kolam terpal, sehingga jumlah kolam mencapai luasan sekitar ratusan meter dengan jumlah belasan petak,” terang Lilik, Senin (31/8/2020).

Setiap media kolam, menurutnya memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun selama lebih dari lima tahun melakukan budi daya ikan lele mutiara, semua kendala bisa diatasi. Biaya operasional untuk perbaikan, penggantian fasilitas kolam telah dialokasikan dari omzet penjualan benih lele. Semua media kolam yang dimilikinya telah berisi lele berbagai ukuran.

Lihat juga...