Kombinasi Tiga Media Tekan Biaya Modal Budi Daya Ikan Air Tawar
Editor: Koko Triarko
Michael Anggi, pembudidaya ikan di Desa Pasuruan, yang semula memakai kolam tanah, setelah memiliki modal bisa membuat tiga kolam semen berukuran sekitar 150 meter. Jenis ikan yang dibudidayakan berupa ikan nila monosex, yang dikembangkan untuk pembesaran. Membeli ikan nila bibit dengan modal Rp3juta dan biaya pakan sekitar Rp2juta, sekali budi daya ia bisa panen saat usia 6 bulan.
Menjual ikan nila seharga Rp18.000 per kilogram, Michael Anggi bisa mendapat omzet Rp8juta. Sekali siklus budi daya, ia mendapat keuntungan berlipat. Selain kolam semen, ia memakai kolam terpal untuk proses sortir. Sebagian ikan yang dikembangkan selain untuk konsumsi kerap dijual untuk hiasan kolam.
“Saat ini, tren membuat kolam dipakai sebagai hiasan jadi ikan nila warna merah tidak dikonsumsi, untuk hobi saja,” terangnya.
Pemanfaatan berbagai jenis media kolam budi daya, menurutnya menyesuaikan kebutuhan. Pemanfaatan lahan terbatas untuk budi daya ikan air tawar berpotensi dilakukan pada wilayah kaki Gunung Rajabasa. Sebab, pasokan air di wilayah tersebut selalu lancar, bahkan saat musim kemarau. Pilihan media budi daya diakuinya tetap memperhatikan siklus air, sehingga ikan berkembang dengan baik.