Laboratorium TAIP Produktif Budidaya Anggrek Khas Indonesia

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Hasil pengembangan bibit anggrek tersebut kata Budi, lalu diserahkan kepada para petani di setiap kavling untuk ditanam di lahan milik mereka, yang kemudian setelah besar dan berbunga dibawa kembali ke TAIP untuk dipasarkan.

Dibawah pengawasan para ahli, menurut Budi, hasil penebaran laboratorium TAIP di harapkan dapat memenuhi konsumen, selain memberikan jasa perbanyakan kepada para petani anggrek anggota TAIP. Laboratorium ini juga melayani para petani anggrek dari luar.

Ini sesuai pesan Ibu Tien Soeharto, TAIP adalah wadah untuk pengembangan, pembudidayaan dan pemasaran anggrek. Maka, harus menjadi ikatan bagi pedagang atau petani, penyuka, penghobies, dan kolektor anggrek.

Sehingga pembibitan anggrek di laboratorium TAIP terus berproses melayani permintaan pembibitan atau budidaya para petani anggrek dari seluruh Indonesia.

“Labotarium ini berproduksi terus melayani petani anggrek anggota baik yang ada di area ini maupun petani di luar taman ini,” imbuhnya.

Menurutnya, bibit-bibit anggrek yang diproses pembudidayaannya di laboratorium TAIP, banyak ditanam di lahan milik petani anggrek di seluruh Indonesia.

“Ini menandakan bahwa laboratorium TAIP masih produktif dalam pembudidayaan anggrek, hingga saat ini dari sejak diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1993,” ungkapnya.

Bahkan tambah Budi, dalam perkembangannya laboratorium TAIP pernah beberapa kali tampil di acara nasional mewakili Provinsi DKI Jakarta, yang digelar di Surabaya, Medan dan Makassar.

“Kami tampil mewakili DKI Jakarta, dalam pameran holtikultura tingkat provinsi. Di acara tersebut, kami edukasi masyarakat tentang pembudidayaan anggrek sistem hibridisasi dan kultur jaringan, juga tentang jenis-jenis anggrek khas Indonesia,” ujar Budi.

Lihat juga...