Laboratorium TAIP Produktif Budidaya Anggrek Khas Indonesia

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Bahkan kata Budi, laboratorium TAIP pernah meraih prestasi sebagai Penangkar Bibit Anggrek Teladan Indonesia, mewakili DKI Jakarta, dengan mendapat piala Presiden dan Menteri Pertanian.

“Kami bangga banget dapat penghargaan itu tingkat nasional. Ini satu bukti bahwa laboratorium TAIP memang produktif dalam melestarikan anggrek Indonesia,” ujarnya.

Apalagi kata Budi, Ibu Tien Soeharto dalam pidatonya pada Musyawarah Nasional VIII Perhimpunan Anggrek Indonesia pada 4 November 1993, menyampaikan bahwa di masa mendatang holtikultura akan memakan peranan yang besar bagi perkembangan dan kemajuan pertanian Indonesia.

Karena itu masyarakat Indonesia harus berupaya untuk mengembangkan holtikultura jika tidak ingin tertinggal dari negara lain di bidang penganggrekan.

“Tanaman hias termasuk anggrek merupalam salah satu komidti holtukultura. Karena itu menjadi tugas kita bersama khususnya para pencinta anggrek untuk mengembangkan usaha ini. Itu kan yang disampaikan Ibu Tien Soeharto, saat Munas VIII Perhimpunan Anggrek Indonesia,” jelas Budi.

Bahkan tambah dia, dalam pidatonya pula, Ibu Tien Soeharto menegaskan, bahwa permintaan anggrek di pasar internasional juga cenderung meningkat. Indonesia dinilai memiliki potensi yang besar sebagai penghasil anggrek yang bermutu.

Karena wilayah Indonesia yang luas dan terletak di daerah tropis merupakan habitat tanaman anggrek yang subur. Indonesia merupakan daerah asal anggrek yang kaya di dunia, dari variasi, jenis, bentuk dan warna anggrek. Jumlahnya pun ribuan yang membuat kagum para penyuka anggrek.

“Atas dasar pemikiran itulah, Ibu Tien Soeharto berkomitmen untuk melestarikan, pembudidayaan dan pengembangan ragam jenis anggrek khas Indonesia. Dibangunlah TAIP yang dilengkapi laboratorium ini untuk budidaya bibit agar anggrek tidak punah, bisa terus dilestarikan,” ungkapnya.

Lihat juga...