Menelisik Tradisi Malam 1 Suro di Sumbersari Desa Pasuruan
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Tradisi selama hampir puluhan tahun dalam merayakan tanggal satu bulan Muharram masih dipertahankan. Salah satu tradisi tersebut dilestarikan oleh warga Dusun Sumbersari, Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel).
Omon Budianto, Kepala Dusun Sumbersari menyebut malam tersebut dikenal sebagai malam satu Suro dalam tradisi Jawa.
Pluralisme atau keberagaman di Dusun Sumbersari menurut Omon Budianto terlihat dalam kegiatan baritan. Baritan oleh warga setempat kerap dikenal dengan malam takiran. Meski menjadi tradisi bagi pemeluk agama Islam dalam merayakan tahun baru Muharram, kebhinekaan tetap terjaga. Menjunjung tinggi kebersamaan dalam bingkai persatuan terlihat saat malam satu Suro.
Empat hari sebelumnya kepada ratusan warga di dusun setempat telah diumumkan kegiatan tersebut. Tanpa kecuali warga dari umat Muslim dan Kristiani menyiapkan hidangan makanan. Sejak petang warga telah menyiapkan takiran berupa makanan lengkap dengan nasi,lauk pauk dibungkus dengan daun pisang.
“Pergeseran zaman sebagian warga mulai mempergunakan kotak nasi namun tetap ada yang memakai daun pisang,daun kelapa muda sesuai kreativitas warga yang ikut melaksanakan kegiatan baritan,” papar Omon Budianto saat dikonfirmasi Cendana News, Rabu malam (19/8/2020).
Kekompakan warga disebut Omon Budianto sudah berlangsung puluhan tahun lalu. Tanpa memandang suku,agama dan ras kegiatan baritan tetap digelar dengan kesederhanaan. Meski dalam suasana pandemi Covid-19 warga tetap dianjurkan menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker dan menjaga jarak selalu ditekankan bagi warga yang ikut dalam kegiatan baritan.