Pakan Alternatif Solusi Pembudidaya Ikan Lakukan Penghematan

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Penggunaan pakan jadi faktor penentu budidaya ikan air tawar dan air payau. Solusi pakan alternatif bagi pembudidaya menghemat pengeluaran dari pembelian pakan pabrikan.

Suyatno, pembudidaya ikan air tawar di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebut pakan alternatif diperoleh dengan harga relatif lebih murah dibanding pelet buatan.

Komposisi pakan pabrikan dan alami untuk budidaya ikan air tawar jenis lele, nila dan gurame menurutnya mencapai 60:40. Ia memakai sekitar 60 persen pakan buatan jenis pelet dan 40 persen pakan alternatif. Satu sak pelet pabrikan dibeli seharga Rp280ribu ukuran 50 kilogram. Pilihan pelet ikan yang digunakan tersebut bisa dihabiskan selama dua pekan untuk empat petak kolam.

Pemberian pakan selama tiga kali diselingi dengan pakan alami untuk penghematan. Sebab satu siklus budidaya ikan lele selama 90 hari ia bisa menghabiskan sekitar 6 kuintal pakan. Biaya operasional yang tingggi dari pembelian pakan menurutnya bisa ditekan dengan penggunaan pakan alternatif. Ia menggunakan dedak dan sejumlah pakan nasi sisa warung makan.

“Cara menyiasati pengeluaran biaya pakan yang tinggi dilakukan dengan memakai sumber pakan alternatif dari sekitar rumah hasilnya bisa menekan biaya operasional dalam satu siklus budidaya,” terang Suyatno saat ditemui Cendana News, Senin (24/8/2020).

Penggunaan pakan alternatif jenis dedak menurut Suyatno sekaligus menghindari ikan alami kembung akibat kekenyangan. Normalnya ia akan melakukan sistem puasa untuk ikan lele dan nila yang dibudidayakan. Masa puasa pemberian pakan bisa dilakukan dengan selingan pakan alternatif. Pakan jenis dedak akan diberikan secara langsung atau difermentasi terlebih dahulu.

Lihat juga...