Pedagang Kain Tenun di Sikka Keluhkan Sepinya Pembeli
Editor: Koko Triarko
MAUMERE – Para perajin dan pedagang kain tenun ikat tradisional Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, hingga kini masih mengeluhkan sepinya permintaan. Belum adanya kegiatan adat yang digelar karena Covid-19, membuat permintaan kain tenun sama sekali tidak ada.
“Sejak merebaknya wabah Corona, kami tidak bisa berjualan di pasar. Baru sebulan mulai berjualan di Pasar Alok setiap hari pasar pada Selasa saja,” ujar Magdalena Vinsensia, penjual kain tenun di Pasar Alok, Maumere, Selasa (18/8/2020).
Menurut Magdalena, sejak merebaknya wabah Corona pihaknya praktis tidak bisa berjualan di Pasar Alok, Maumere, saat hari pasar setiap Selasa, karena takut tertular dan pembeli juga tidak ada sama sekali.
Ia pun terpaksa di rumah saja dengan mengisi waktu menenun kain tenun dan mengumpulkannya, dan selama sebulan bisa menghasilkan minimal 2 lembar kain tenun.
“Setelah bulan Juli dan sudah bebas berjualan, kami pun mencoba berjualan kembali di Pasar Alok. Namun, kadang tidak laku sama sekali dan kalau lagi mujur bisa laku satu hingga dua kain tenun saja,” ujarnya.
Magdalena mengatakan, penjualan kain tenun sepi karena hingga Agustus ini, belum banyak digelar acara adat dan pesta, karena masih banyak masyarakat yang masih takut.
Selain itu, penjual kain tenun juga smakin banyak, karena saat pandemi Corona banyak waktu luang dimanfaatkan untuk menenun, termasuk para pegawai negeri yang tidak bekerja.