Pelaku Usaha Kecil di Lamsel Maksimalkan Promosi Daring

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Produsen kopi bubuk khas Lampung Selatan dan sejumlah pelaku usaha kecil lain, mengeluhkan jumlah penjualan yang stagnan, karena sepinya transaksi di toko miliknya akibat Covid-19.

Ia pun kemudian memanfaatkan pemasaran dengan memaksimalkan jejaring sosial Facebook, Instagram dan WhatsApp. Tingkat penjualan mengalami penurunan dibanding kondisi normal. Sebagian kopi dijual di terminal eksekutif Anjungan Agung Bakauheni.

Penjualan kopi Krakatau di terminal eksekutif, menurutnya menjadi salah satu strategi mendapatkan pelanggan. Sebab, saat ini daya beli masyarakat menurun untuk kopi yang masuk kebutuhan tersier tersebut. Tren minum kopi di sejumlah kafe yang sempat booming, menurutnya mulai pudar. Sebab, tempat nongkrong anak muda dibatasi selama masa pandemi Covid-19.

Tri Budianto, produsen kopi bubuk kemasan hasil pertanian di gunung Rajabasa, Lampung Selatan, yang dipasarkan secara daring, Kamis (6/8/2020). -Foto: Henk Widi

“Penerapan pembatasan kegiatan masyarakat di tempat umum, salah satunya memukul sektor UMKM yang saya miliki. Namun strategi bertahan dengan gencar melakukan promosi secara daring, dapat pelanggan sedikit yang penting produk terjual,” terang Tri Budianto, Cendana News, Kamis (6/8/2020).

Penjualan kopi, menurut Tri Budianto dilakukan dalam bentuk bubuk, bean atau biji kopi yang masih mentah dan sudah disangrai. Sebagian kopi menjadi bahan baku sejumlah usaha warung dan kafe, yang menyeduhnya untuk pelanggan sesuai selera.

Varian kopi original dan campuran dengan rumput laut, ginseng, pasak bumi dan sejumlah rempah, menjadi ciri khas kopi yang ditawarkannya.

Lihat juga...