Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Secara ‘Socio-Engineering’

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Upaya pemerintah untuk menerapkan pengelolaan sampah socio-engineering diharapkan mampu lebih meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola sampah dan masyarakat juga bisa mendapatkan manfaat dari hasil pengelolaan tersebut.

Kepala Balai Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) Sjarief Widjaja menyatakan penggunaan plastik memang mempermudah kehidupan manusia dan harganya juga lebih murah dibandingkan bahan lainnya.

“Tapi dengan semakin meningkatnya penggunaan plastik sekali pakai menimbulkan dampak ikutan yaitu, sampah plastik yang berujung hingga laut,” kata Sjarief dalam seminar online tentang sampah, Kamis (28/7/2020).

Kepala Balai Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) Sjarief Widjaja dalam seminar online tentang sampah, Kamis (28/7/2020). -Foto Ranny Supusepa

Oleh karena itu, lanjutnya, penanganan sampah plastik ini harus diupayakan sesegera mungkin untuk menghindari semakin tercemarnya lingkungan dengan keberadaan sampah plastik yang kian hari semakin banyak jumlahnya.

“Ini adalah tanggung jawab kita sebagai manusia untuk mengupayakan pengurangan beban Bumi dari masalah sampah ini. Beberapa alternatif yang bisa kita lakukan adalah mengembangkan material alternatif pengganti plastik sekali pakai yang bisa hancur di alam, mengurangi jumlah pemakaian plastik sekali pakai, melakukan tindakan daur ulang dan mengupayakan pengolahan sampah menjadi sumber daya lainnya,” urainya.

Tindakan daur ulang dan pengolahan plastik menjadi sumber daya lain ini, menurut Sjarief, bukan hanya bisa membuat alam berkurang beban sampahnya tapi juga mampu memberikan kebermanfaatan ekonomi.

Lihat juga...