Pencemaran Lingkungan di Pulau Pari Parah

Ilustrasi - Petugas dari Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) membantu pembersihan pantai oleh Sudin Lingkungan Hidup Pemkab Kepulauan Seribu bersama masyarakat Pulau Pari sebagai respons adanya ceceran minyak mentah yang muncul di Pulau Pari Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu (12/8/2020). -Foto Antara

JAKARTA – Kondisi pencemaran lingkungan akibat minyak mentah di Pulau Pari berlangsung parah. Petugas gabungan bersama masyarakat Pulau Pari, Rabu (12/8/2020), berhasil mengumpulkan 380 karung limbah tumpahan minyak mentah atau tarbal.

“Limbah itu dimasukkan ke dalam kantong plastik dengan berat berkisar 10 sampai 15 kilogram,” kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kepulauan Seribu, Djoko Rianto Budi Hartono, Rabu (12/8/2020).

Selain di Pulau Pari, tumpahan minyak mentah juga ada di Pulau Tidung dan Pulau Untung Jawa. Namun di dua pulau tersebut jumlahnya sedikit. Pembersihan limbah itu dilakukan puluhan Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dari kelurahan, bersama petugas Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) dari Suku Dinas Lingkungan Hidup. Dibantu masyarakat setempat dan petugas dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

Djoko menyatakan, Sudin LH dan PHE sudah mengambil sampel minyak mentah untuk dicek di laboratorium. “Sumber minyak mentah belum bisa dipastikan. Namun, kalau dilihat dari tekstur bahannya itu hasil endapan, yang karena arus laut sehingga muncul lagi dipermukaan air laut,” jelas Djoko.

VP Relations PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Ifki Sukarya menyatakan, PHE Offshore Southeast Sumatra (OSES) turut membantu membersihkan pantai dengan mengerahkan 10 orang tenaga kerja. Pembersihan terbagi dalam tiga wilayah, tengah, barat, dan timur. Pembersihan diperkirakan akan selesai sekira tiga hari, dengan melakukan penyisiran Pulau Pari dan Pulau Lancang. (Ant)

Lihat juga...