Permintaan dan Harga Meningkat, Untungkan Petani Kelapa Lamsel
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Memasuki musim kemarau atau gadu sejumlah petani penanam kelapa mengalami kenaikan permintaan. Imbasnya harga kelapa ikut mengalami kenaikan untuk kebutuhan bumbu dan kuliner.
Rukmanto, petani di Desa Kuripan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebut permintaan dan harga yang naik terjadi sejak awal Juli.
Memiliki sebanyak dua ratus pohon kelapa berusia lebih dari puluhan tahun ia memanen ratusan butir sekali pemetikan. Meski masih bisa memanen memasuki musim kemarau produktivitas buah kelapa menurun.
Normalnya bisa memanen sekitar 500 butir kelapa ia hanya bisa memanen sekitar 360 butir. Kelapa dipanen lalu dijual dalam bentuk butiran ke pengepul.
Pada semester pertama tahun ini harga per butir kelapa dijual Rp2.500. Kenaikan terjadi pada semester kedua seharga Rp5.000 per butir. Kerap dijual dengan sistem borongan membuat ia memilih melakukan pemanenan sendiri saat harga membaik. Dalam sekali panen dengan rata-rata per butir seharga Rp3.500 ia bisa mendapatkan hasil Rp1,2 juta.
“Kelapa yang dipanen kerap memiliki ukuran kecil, sedang hingga besar sehingga harganya tidak sama, namun semester kedua ini harga mengalami kenaikan, imbas tingginya permintaan sebelum Iduladha kemarin,” terang Rukmanto saat ditemui Cendana News, Senin (3/8/2020).
Faktor tingginya permintaan disebutnya untuk kebutuhan hari raya Iduladha. Sebab sebagian masyarakat melakukan proses pengolahan daging untuk sejumlah varian kuliner dengan santan kelapa sebagai pelengkap. Usai Iduladha sebagai bulan besar bagi etnis Jawa, dipilih untuk melangsungkan pernikahan. Kebutuhan kelapa untuk bahan masakan ikut terdongkrak.