Wantim MUI Tekankan Manfaatkan Potensi Bisnis Fesyen
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Wakil Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI), Didin Hafidhuddin mengatakan, semua ibadah dalam Islam selalu berkaitan dengan kegiatan ekonomi atau nilai-nilai ekonomi.
“Sebagai contoh, salat di mana ibadah bermunajat kepada Allah SWT, tapi juga ada syaratnya terkait dengan ekonomi perlengkapan ibadahnya, dan sebagainya,” ujar Didin pada seminar bertajuk ‘Mengembangkan Potensi Islamic Fashion di Masa Pandemi’, yang digelar secara virtual, Kamis (13/8/2020).
Demikian pula menurutnya, ibadah haji yang baru saja selesai dilakukan oleh sebagian kecil kaum muslimin. Itu juga nilai ekonominya sangat tinggi. Bahkan di dalam Al Quran dikemukan boleh melakukan kegiatan ekonomi pada waktu haji.
Demikian juga kegiatan kurban pada perayaan Hari Raya Idul Adha, itu juga kegiatan ekonomi sangat luar biasa.
“Kehidupan kita ini antara ibadah dan muamalah, dua hal yang tidak bisa dipisahkan, termasuk juga yang berkaitan dengan pakaian atau fesyen, bahwa itu sangat luar biasa nilai ekonominya,” ungkap Didin Hafidhuddin yang menjabat Direktur Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun, Bogor, Jawa Barat.
Oleh karena itu menurutnya, umat Islam harus memanfaatkan potensi bisnis fesyen yang dimiliki, di samping untuk meningkatkan kesadaran keagamaan dan ketaatan kepada Allah SWT, juga memberikan efek yang luar biasa.