BMKG: Kenali Megathrust Agar Tidak Panik
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Seluruh aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust disebut sebagai gempa megathrust dan tidak selalu berkekuatan besar. Tapi zona megathrust dapat membangkitkan gempa berbagai magnitudo dan kedalaman.
“Data hasil monitoring BMKG menunjukkan, justru gempa kecil yang lebih banyak terjadi di zona megathrust, meskipun zona megathrust dapat memicu gempa besar,” ucapnya.
Dalam buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017 disebutkan, di Samudra Hindia selatan Jawa terdapat 3 segmentasi megathrust, yaitu Segmen Jawa Timur, Segmen Jawa Tengah-Jawa Barat dan Segmen Banten-Selat Sunda, yang semuanya bermagnitudo tertarget 8,7.
Tapi, Daryono menyebutkan jika skenario model dibuat dengan asumsi 2 segmen megathrust bergerak secara simultan maka magnitudo gempa yang dihasilkan bisa lebih besar dari 8,7.
“Tapi itu hanya potensi dari skenario terburuk ya. Bukan prediksi akan terjadi seperti itu. Apalagi memprediksi kapan terjadinya. Karena hingga kini belum ada yang bisa memprediksi gempa,” ujarnya tegas.
Data menunjukkan, sejak 1700 zona megathrust selatan Jawa sudah beberapa kali terjadi aktivitas gempa besar (major earthquake) dan dahsyat (great earthquake).
Gempa besar dengan magnitudo antara 7,0 dan 7,9 yang bersumber di zona megathrust selatan Jawa sudah terjadi sebanyak 8 kali, yaitu tahun 1903 (M7,9), 1921 (M7,5), 1937 (M7,2), 1981 (M7,0), 1994 (M7,6), 2006 (M7,8) dan 2009 (M7,3)
Sementara gempa dahsyat dengan magnitudo 8,0 atau lebih besar yang bersumber di zona megathrust selatan Jawa sudah terjadi 3 kali, yaitu tahun 1780 (M8,5), 1859 (M8,5), dan 1943 (M8,1). Gempa dengan kekuatan 9,0 atau lebih besar di selatan Jawa belum tercatat dalam katalog sejarah gempa.