BMKG: Kenali Megathrust Agar Tidak Panik
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Tsunami pun, menurut Daryono, bukanlah barang baru di wilayah selatan Jawa. Tercatat tsunami pernah terjadi, di antaranya tahun 1840, 1859, 1921, 1921, 1994, dan 2006.
“Selain data tersebut, hasil penelitian paleotsunami juga mengonfirmasi adanya jejak tsunami yang berulang terjadi di selatan Jawa di masa lalu,” ujarnya.
Jadi, lanjutnya, bukan kepanikan yang harusnya muncul. Tapi upaya membangun mitigasi bencana secara sinergi, pemerintah dan masyarakat.
“Gempa dan tsunami adalah risiko yang harus dihadapi oleh masyarakat yang tinggal dan menumpang hidup di pertemuan batas lempeng tektonik. Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, inilah risiko yang harus dihadapi,” pungkasnya.
Apakah dengan kita hidup berdekatan dengan zona megathrust lantas kita selalu dicekam rasa cemas dan takut? Tidak perlu, karena dengan mewujudkan upaya mitigasi yang kongkrit maka kita dapat meminimalkan risiko, sehingga kita masih dapat hidup aman dan nyaman di daerah rawan bencana, tambahnya.