DAS Brantas Muharto Kota Malang Dipenuhi Sampah

Editor: Koko Triarko

MALANG – Hingga kini, sampah masih menjadi masalah yang sulit diatasi di kota Malang, Jawa Timur. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat, ditambah kurang efektifnya pelaksanaan peraturan yang dibuat pemerintah, menjadikan permasalahan sampah ini tak kunjung berakhir. 

Seperti yang terlihat di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas di kawasan Muharto. Banyak ditemui tumpukan sampah Sterofom, Saset, Sedotan (Syetan), Popok Anakmu (Panu), Kotoran Oreng (Koreng) dan Keresek Dalam Sungai (Kadas).

Melihat kondisi tersebut, Komunitas Environmental Green Society dan Trash Control Community (TCC) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan aksi pemungutan sampah di DAS Brantas Muharto, itu.

Kepala Bidang Persampahan dan Limbah B3 DLH kota Malang, Joao Maria Gomes de Carvalho., menjelaskan terkait upaya DLH menangani sampah di Das Brantas Muharto, Minggu (13/9/2020). -Foto: Agus Nurchaliq

Salah satu anggota TCC dari UIN Sunan Ampel Surabaya, Ziadatur Rizkiya, mengatakan kondisi DAS Brantas, khususnya di kawasan Muharto, sudah sangat buruk dan memprihatinkan. Banyak tumpukan limbah domestik, seperti sampah rumah tangga. Tidak hanya itu, di sungai ini juga dijadikan sebagai tempat aliran pembuangan kotoran manusia (tinja) yang berasal dari rumah-rumah warga.

“Di aliran sungai ini kami banyak menemukan sampah syetan, panu, koreng dan kadas. Tapi, yang paling dominan memang sampah syetan,” jelasnya usai melakukan aksi pemungutan sampah di DAS Brantas, Minggu (13/9/2020).

Disebutkan, dalam aksi tersebut mereka tidak hanya memunguti sampah, tetapi juga memilah sampah, khususnya sampah plastik yang tertera merk suatu produk. Tujuannya untuk mengetahui brand apa saja yang sering digunakan masyarakat sekitar.

Lihat juga...