Di Agustus 2020 Perekonomian Balikpapan Alami Deflasi

Tomat di lapak pedagang di Pasar Pandansari, Balikpapan yang menjadi salah satu komoditas penyebab deflasi selama Agustus di Balikpapan – foto Ant

BALIKPAPAN – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Balikpapan melaporkan, perekonomian Balikpapan selama Agustus 2020 mengalami deflasi 0,21 persen.

Deflasi yang terjadi tidak sedalam periode sebelumnya, yang terjadi sebesar 0,30 persen. Berdasarkan kelompok pengeluaran, deflasi pada Agustus disebabkan penurunan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan sumbangan sebesar 0,24 persen. “Yang turun itu harga daging ayam ras, bawang merah, dan tomat, sebab pasokannya cukup,” jelas Kepala BI Balikpapan, Bimo Epyanto, Rabu (2/9/2020).

Bawang merah dan tomat di Balikpapan biasanya berasal dari Jawa Timur, dari daerah pertanian seperti Batu Malang. Produk-produk itu dikirim dengan truk ke Surabaya, dan langsung masuk kapal ferry untuk menyeberang ke Balikpapan. Kelompok transportasi juga menyumbang deflasi, yakni sebesar 0,09 persen. Penurunan tarif angkutan udara pada periode low season—saat musim liburan yang sudah lewat, sementara pada umumnya orang harus kembali ke aktivitas rutinnya.

Namun demikian, laju deflasi tertahan oleh peningkatan harga dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang memberi andil 0,11 persen. Kondisinya antara lain disebabkan masih meningkatnya harga emas perhiasan.

Menurut Epyanto, beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan tekanan inflasi diantaranya adalah, potensi kenaikan biaya pendidikan khususnya perguruan tinggi, masuknya angin selatan yang mempengaruhi ketinggian ombak laut dan diperkirakan mempengaruhi produksi ikan laut. Gangguan cuaca tersebut juga berpotensi menganggu distribusi barang, dan masih berlanjutnya tren kenaikan permintaan emas di masa wabah COVID-19.

Lihat juga...