Di Tengah Pandemi, Pedagang di Pasar Burung Karimata Semarang Berkawan Sepi

Editor: Koko Triarko

SEMARANG – Hari menjelang siang, namun pembeli belum ada satu pun yang datang. Suhadi, pedagang di Pasar Karimata, Semarang, pun kembali membersihkan kandang burung serta memberi makan anakan burung yang dijualnya.

“Biar pun katanya sudah new normal, namun belum banyak pembeli yang datang. Sehari-hari, ya diisi dengan membersihkan kadang burung, kasih makan, kalau ada anakan burung, ya satu-satu diloloh (disuapi-red),” paparnya, saat ditemui di pasar burung Karimata, Semarang, Minggu (20/9/2020).

Di sela-sela dirinya bercerita, sesekali mata pria paruh baya ini menerawang jauh. Dirinya mencoba mengingat-ingat masa keemasan selama berjualan burung di pasar burung terbesar di Kota Semarang tersebut.

Beragam jenis sangkar dijual, sepi pembeli di pasar Karimata Semarang, Minggu (20/9/2020). –Foto: Arixc Ardana

“Dulu sebelum ada Covid-19, pasar selalu ramai pengunjung. Tidak hanya lihat-lihat burung, mereka juga pasti beli. Apalagi, kalau ada jenis burung yang lagi tren, pasti ramai,” paparnya.

Masih diingatnya saat booming burung prenjak atau ciblek, dalam sehari dirinya bisa menjual hingga puluhan ekor. Kemudian hal serupa juga terjadi saat tren lovebird terjadi, puluhan burung dengan harga ratusan ribu pun berhasil dijualnya.

“Namun itu dulu, sekarang jangankan untung, bakbuk (kembali modal-red) saja sudah untung. Burung ini kan tiap hari harus diberi makan, jadi keuntungan yang didapat juga buat beli makanan untuk burung-burung yang ada,” tandasnya.

Tidak hanya pengunjung yang masih sepi, kondisi tersebut juga diperparah dengan harga jual burung kicau atau peliharaan yang menurun.

Lihat juga...