Eco Enzyme, Cairan Serba Guna dari Fermentasi Limbah Organik

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

SEMARANG — Jika kita makan buah pisang, jangan buru-buru dibuang kulitnya. Lewat proses fermentasi, kulit buah pisang dan beragam limbah dapur organik seperti sisa buah dan sayuran, mampu diubah menjadi eco enzyme. Cairan ini bisa dimanfaatkan untuk pupuk alami hingga hand sanitizer.

Upaya pembuatan eco enzyme tersebut mulai digalakkan oleh warga, khususnya para ibu rumah tangga di Kelurahan Panggung Kidul Kota Semarang.

“Eco enzyme, larutan zat organik dari hasil fermentasi limbah atau sampah organik di dapur. Manfaatnya sangat banyak, dan cara pembuatannya pun mudah. Lebih utama lagi, kita juga bisa memanfaatkan sampah organik dari dapur,” papar Ketua Eco Enzyme Nusantara, Yuliana di Semarang, Rabu (16/9/2020).

Dipaparkan, untuk membuat eco enzyme relatif mudah. Bahan yang diperlukan berupa sisa sampah organik berupa sayur dan buah. Bahan tersebut kemudian dicampur dengan gula aren atau gula jawa, dan air. Rasionya 3 : 1 : 10.

“Gula yang dipakai merupakan gula aren atau gula jawa. Tidak bisa jika pakai gula pasir putih,” terangnya.

Bahan yang sudah tercampur, kemudian didiamkan selama tiga bulan, agar proses fermentasi berjalan dengan baik. Selama proses fermentasi ini, harus dibuka pada satu bulan pertama. Tujuannya untuk mengeluarkan gas yang timbul, dari proses fermentasi.

Misalnya dibuat tanggal 16 September 2020, maka harus dibuka pada 16 Oktober 2020. Kemudian ditutup lagi, dengan rapat dan baru dibuka kembali pada 16 Desember 2020. Setelah jadi, fermentasi akan menghasilkan cairan kental yang berwarna kecoklatan, dengan aroma asam yang segar.

“Setelah tiga bulan, saring eco enzyme menggunakan kain kasa atau saringan. Dalam penggunaannya, dicampur dengan air. Tentu ada aturan takaran atau perbandingannya, agar manfaatnya bisa optimal,” tambahnya.

Lihat juga...