Grand Maerakaca Tampilkan Rumah Khas dari Lima Negara
Editor: Koko Triarko
Di satu sisi, bertambahnya wahana baru ini membuat harga tiket masuk Grand Maerakaca, naik. Harga tiket yang semula dibanderol Rp10 ribu per orang, naik menjadi Rp15 ribu seiring beroperasinya spot baru tersebut.
Titah mengaku, sejauh ini respons masyarakat juga tinggi seiring kehadiran spot baru tersebut. Terbukti selama soft opening, kurang lebih sudah ada sekitar 20 ribu pengunjung yang datang.
“Seiring dengan peningkatan jumlah pengunjung, kita juga tetap displin dalam penerapan protokol kesehatan. Petugas dipastikan mengecek suhu tubuh pengunjung, yang akan masuk areal Grand Maerakaca Semarang menggunakan termo gun. “Setelah memastikan suhu tubuh tidak lebih 37,5 derajat celcius, pengunjung baru diperbolehkan masuk,” terangnya.
Tidak lupa, pengunjung diingatkan untuk mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun di tempat cuci tangan yang sudah disediakan serta menjaga jarak.
“Ini menjadi upaya kita, agar jangan sampai terjadi kluster Covid-19 dari obyek wisata, khususnya dari Grand Maerakaca,” tandas Titah.
Sementara, seorang penjung Hartati, yang datang bersama sejumlah teman, mengaku tertarik datang ke Grand Maerakaca, karena ada spot baru Lumina.
“Sebelumnya ada teman yang sudah datang ke sini, dan berfoto-foto. Pas, saya lihat kok bagus, jadi tertarik juga ingin datang. Selain bagus, suasananya juga seperti di luar negeri,” terangnya.
Hal tersebut memang ada benarnya. Nuansa luar negeri akan langsung terasa begitu pengunjung tiba di Lumina. Pintu gerbang dengan pilar merah khas Jepang segera menyambut.
Suasana Jepang masih terasa setelahnya, karena pengunjung akan melewati deretan minka atau rumah khas Jepang, lengkap dengan koinobori atau hiasan berbentuk ikan dalam budaya Negeri Sakura. Demikian juga dengan rumah-rumah lainnya. Maka tidak heran, spot baru tersebut menarik untuk dikunjungi.