Indonesia Perlu Belajar dari Cina Kembangkan Kendaraan Listrik

Bus listrik yang dioperasikan PT TransJakarta. -Ant

JAKARTA – Indonesia diingatkan untuk sungguh-sungguh belajar dari Cina dalam mengembangkan industri kendaraan listrik, agar tidak mengulangi kesalahan dan kebiasaan yang salah pada masa lalu.

“Indonesia bisa belajar dari negara Cina. Namun, apakah Indonesia mau sungguh-sungguh belajar dari negara itu untuk jadi produsen kendaraan listrik nasional, atau hanya akan mengulang kesalahan dan kebiasaan lamanya, dengan hanya menjadikan negara ini sebagai pasar netto yang lebih menguntungkan negara prinsipal pemegang merk? Itulah yang nantinya kita bisa lihat dari perjalanan waktu,” kata pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (13/9/2020).

Yannes mengatakan, Indonesia masih harus mengarungi perjalanan yang panjang dalam proses pengembangan industri kendaraan listrik. Kebijakan negara atau pemerintah merupakan aspek sangat penting dari solusi transportasi berkelanjutan berbasis baterai ini.

“Ada tiga faktor penentu yang harus dipikirkan secara bersungguh-sungguh untuk mengubah berbagai kelemahan mobil listrik menjadi sebuah kekuatan, yaitu pengembangan teknologi, konsistensi dukungan pemerintah serta perubahan perilaku individu pengguna mobil,” katanya.

Dilihat dari aspek teknologi, kesiapan komponen dan infrastruktur berupa baterai serta teknologi pendukungnya, Yannes percaya pemerintah cukup serius untuk mengembangkan industri kendaraan listrik.

Namun, beberapa hal yang juga mulai mencuat adalah masalah harga energi listrik, aspek keamanan, keandalan produk, biaya produksi baterai sebagai komponen utama, serta desain kendaraan, akan menjadi hal-hal yang harus mendapat perhatian serius.

Lihat juga...