Makna Khalifah dalam Surah Al-Fatihah

OLEH HASANUDDIN

Jadi Al-Kitab itu lebih tinggi dari Al-Fatihah, karena Al-Fatihah merupakan dalil dan Al-Kitab adalah objek dari dalil tersebut. Kemuliaan sebuah dalil, tergantung apa yang ditunjuk oleh dalil tersebut. Karena huruf-huruf (yang tertulis dalam mushaf) menjadi dalil dan penunjuk untuk Kalam Allah swt., sebab Al-Haqq sendiri menamakan Al-Quran sebagai “Kalam Allah” (QS. 9:6), padahal huruf-huruf yang ada di dalamnya sama saja dengan huruf-huruf dan kata-kata yang lain.

Seandainya huruf-huruf yang tertulis dalam mushaf itu tidak sedang “bekerja” sebagai “Kalam Allah”, tentu diperbolehkan membawa ke tempat yang mengandung najis, dan tentu Nabi SAW tidak melarang membawanya ke daerah musuh.

Al-Fatihah disebut sebagai “Tujuh yang diulang-ulang dan Al-Quran Yang Agung (QS. 15: 87), disebabkan karena hadirnya individualisasi-individualisasi eksistensi yang muncul satu per satu. Dari Basmalah, hingga ayat ke 4 (Surah Al-Fatihah) bersifat individual, begitu juga dengan  ayat 6 dan 7. Ada pun ayat ke 5 “Hanya kepada-Mu kami menghamba dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan” bersifat inklusif dan menghimpun.

Allah swt dalam suatu hadist qudsi berfirman: “Aku membagi sholat untuk-Ku dan hamba-Ku separuh-separuh. Separuhnya untuk-Ku dan separuhnya untuk hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa saja yang ia minta“.

Kata “ma” di sini adalah pemberian (dari Allah kepada hamba), sedangkan kata “iyyaka” di dua tempat digabungkan ke Individualisasi Ilahi.

Dengan demikian hanya terdapat dua kehadiran. Kehadiran Rabb dan kehadiran hamba. Kehadiran tersebut manifestasi dari Al-Haqq dalam bentuk eksistensi (wujud), dalam diri hamba paripurna yang menghimpun segala sesuatu (al-abd al-kulli) dalam bentuk pemberian eksistensi (ijad). Kemudian Al-Haqq menyifati Diri-Nya dengan kehadiran tersebut, sehingga tiada maujud yang ada selain Dia di dalam “Awan” (Al-Ama). Lalu Dia menyifati hamba-Nya dengan kehadiran itu pada saat Ia mengangkatnya sebagai khalifah. Kehadiran sifat-Nya inilah yang membuat malaikat itu bersujud kepada Adam. Sementara iblis yang tertutupi karena ego dirinya, tidak mampu melihat kehadiran-Nya, dan yang terlihat olehnya hanyalah tanah, sehingga enggan bersujud.

Lihat juga...