Maria Kolesnikova Sebut Ia Diancam Dibunuh Aparat Belarus

MOSKOW — Seorang politisi yang memimpin gerakan oposisi di Belarus, Maria Kolesnikova, mengatakan ia diancam dibunuh oleh aparat keamanan setempat.

Kolesnikova mengatakan petugas keamanan menutup kepalanya dengan tas dan mengancam akan membunuh dirinya.

Ancaman itu diterima Kolesnikova saat ia diusir paksa ke Ukraina awal minggu ini.

Kolesnikova merupakan salah satu pemimpin massa aksi yang memprotes Alexander Lukashenko, yang terpilih kembali sebagai presiden dalam pemilihan umum.

Kolesnikova mencegah upaya pengusiran paksa terhadap dirinya dengan merobek paspornya.

Ia mengaku takut dibunuh oleh aparat.

“(Dalam ancaman itu, red) disebutkan jika saya tidak secara sukarela keluar dari Republik Belarus, saya akan diusir paksa juga pada akhirnya, hidup atau mati. Ada juga sejumlah ancaman (mereka) akan mengurung saya di penjara lebih dari 25 tahun,” kata Kolesnikova.

Pengacara Kolesnikova mengatakan ia melayangkan aduan ke otoritas setempat terkait ancaman yang ia terima dari aparat keamanan serta anggota kepolisian dari KGB, badan intelijen Belarus.

Kolesnikova saat ini ditahan di ibu kota Belarus, Minsk. Ia diinterogasi oleh aparat pada Kamis (10/9).

Lukashenko menyangkal tuduhan bahwa dirinya mencurangi pemilihan umum 9 Agustus 2020. Presiden Belarus itu menang telak dalam pemilihan pada Agustus.

Setelah terpilih, ia menindak keras para pengunjuk rasa yang menuntut presiden mundur dari jabatannya.

Lukashenko juga menolak berbicara dengan kalangan oposisi. Ia justru menyalahkan oposisi karena mereka dianggap mengganggu stabilitas di Belarus.

Saat melantik jaksa agung yang baru, Kamis, Lukashenko menegaskan kembali sikapnya.

Lihat juga...