Optimalkan Penggunaan Air, Lahan Pertanian Tetap Produktif Kala Kemarau

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Kemarau identik dengan kondisi udara panas dan lahan pertanian kurang pasokan air. Kondisi tersebut tidak berlaku pada kawasan hortipark, Desa Negeri Sakti, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. Sejumlah tanaman melon berbagai jenis, labu madu tumbuh menghijau. Sebagian telah menguning siap panen.

Vina, petugas tiket di hortipark milik kelompok tani Barokah Kresna menyebut, tanaman melon ditanam sejak Juni silam. Memaksimalkan pasokan air dari sumur bor, embung untuk pengolahan lahan, penyiraman tanaman tumbuh dengan subur. Empat jenis tanaman melon diantaranya sky, golden, honey dan rocky ditanam menggunakan mulsa.

Vina (kanan) petugas tiket di pintu masuk hortipark, Desa Negeri Sakti, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Rabu (2/9/2020) – Foto: Henk Widi

Proses penyiraman tanaman dilakukan memakai selang air besar terhubung dengan selang kecil. Meski sebagian lahan di lokasi penanaman melon terlihat gersang, tanaman terlihat masih menghijau. Sejumlah buah melon warna hijau, putih dan kuning emas tumbuh secara bersamaan. Pencampuran varietas melon menjadi daya tarik dalam budidaya hortikultura.

“Pasokan air dialirkan ke sejumlah guludan sebagian didistribusikan ke kolam terpal yang semula merupakan embung namun saat kemarau mulai mengering, panen melon masih akan berlangsung hingga pertengahan September,” terangnya saat ditemui Cendana News, Rabu (2/9/2020).

Memaksimalkan air untuk budidaya tanaman hortikltura kala kemarau cukup efektif. Vina menyebut pemilik kebun yang juga ketua kelompok tani sedang tidak berada di tempat. Namun dengan berkeliling kebun ia menyebut bisa belajar sistem pemanfaatan air untuk mengairi lahan pertanian melon. Berbagai jenis melon bahkan bisa dicicipi di lokasi.

Lihat juga...