Pasar Tanah Abang Sepi Imbas Pemberlakuan PSBB
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Sejak pertama kali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan di Jakarta, Pasar Tanah Abang seperti kehilangan gairah. Suara klakson mobil, asap kendaraan, teriakan para pengangkut barang, dan kemacetan di sepanjang jalan, hampir tidak tampak lagi. Pasar Tanah Abang tidak sesibuk biasanya.
Sepinya Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat merembet hingga keringnya ‘kantong’ jasa angkut barang atau porter di pusat grosir terbesar di Indonesia tersebut. Tak jarang para porter harus pulang dengan tangan hampa setelah seharian menjajakan jasa.
Komar (39), seorang porter di Blok A Pasar Tanah Abang mengatakan, pendapatannya jauh berkurang sejak adanya pandemi Covid-19. Sebelum pandemi dia bisa mengangkut barang sekitar 10 kuintal dalam sehari. Namun saat ini, bisa mengangkut 1 kuintal saja sudah terbilang bagus.
“Itu saking sepinya Pasar Tanah Abang sekarang. Tapi kita tetap aja usaha, daripada ngga ada sama sekali. Kemarin pas pelonggaran PSBB udah mulai ramai, sekarang PSBB lagi, sepi lagi,” ujar Komar kepada Cendana News, Sabtu (26/9/2020) di Jakarta.

Hal serupa juga diceritakan oleh Maya (25), penjaga salah satu kios batik di Pasar Tanah Abang, Blok B. Menurutnya, tidak ada pilihan untuk tidak berdagang, meskipun pengunjung masih sangat sepi. Pasalnya, para pedagang tetap harus membayar sewa kios, diisi maupun tidak.
“Biaya sewa tetap normal. Pengelola taunya udah boleh jualan, jadi kita mau jualan ngga jualan ya tetap aja harus bayar,” tandasnya.