Pemanfaatan Lahan Pekarangan Jadi Sumber Pangan Alternatif

Editor: Koko Triarko

Menurutnya, hasil panen padi sengaja disimpan untuk kebutuhan hingga panen berikutnya. Pengurangan pemanfaatan beras tetap menggunakan sumber bahan pangan yang tetap memiliki kandungan gizi yang baik. Pengolahan menjadi produk kuliner, menjadikan bahan pangan tersebut memiliki rasa yang bervariasi.

Jenis bahan makanan berupa talas, umbi garut, uwi, ubi jalar, kerap diolah dengan cara direbus. Variasi olahan menjadi keripik, kerupuk singkong, kolak, tape dan kuliner lain. Bahan makanan tersebut sebagian bisa dipanen kala kemarau, sehingga ia bisa memiliki cadangan makanan. Ketahanan pangan dari pekarangan membuat ia tidak harus mengeluarkan uang.

“Penghematan bahan makanan menjadi cara menciptakan lumbung yang bisa dipanen kapan saja saat dibutuhkan,” bebernya.

Jenis tanaman talas yang dibudidayakan, menurut Sumardiono berupa bentul, mbothe hingga talas ketan. Selain bagian umbi, beberapa jenis talas pada bagian batang bisa dimanfaatkan untuk sayuran. Bagian daun berguna untuk memberi asupan pakan ikan gurami, nila dan lele. Hasil panen budi daya ikan menjadi sumber bahan makanan keluarga.

Petani lain bernama Suwardi, menanam sayuran, pisang dan talas. Pematang sawah tetap bisa dimanfaatkan untuk menanam ubi jalar, singkong dan talas. Kala kemarau, sejumlah tanaman tersebut sudah bisa dipanen untuk berbagai jenis sayuran. Umbi singkong dan ubi jalar bisa dikonsumi hanya dengan cara direbus.

“Mengonsumsi ubi jalar bisa memberi energi cukup, mencegah sembelit dan menurunkan berat badan, selain mengenyangkan,” paparnya.

Berbagai jenis bahan penghasil karbohidrat, menurut Suwardi bisa menggantikan nasi. Tingkat konsumsi nasi berimbas pada tingkat ketergantungan pada beras. Padahal, saat musim kemarau hasil panen padi petani mengalami penurunan. Strategi berhemat yang dilakukan olehnya, dengan budi daya berbagai jenis tanaman umbi.

Lihat juga...