Pembelajaran Secara Daring di Pedalaman Lebak Berjalan Kurang Efektif

Kepala SMAN 1 Cikulur Kabupaten Lebak, Sahrani, Foto Ant

LEBAK – Pembelajaran secara dalam jaringan (daring) di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, dinilai berjalan kurang efektif. Jaringan selular kerap terganggu, dan orang tua siswa kesulitan untuk membeli kuota internet.

“Meski seringkali gangguan jaringan sinyal, tetapi proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring tetap dilaksanakan sesuai keputusan Kementerian Pendidikan,” kata Kepala SMAN 1 Cikulur Kabupaten Lebak, Sahrani, Kamis (24/9/2020).

Kegiatan proses pembelajaran daring di sekolah ini sudah berlangsung sebulan lebih. Dimulai sejak Agustus 2020 lalu. Untuk mengikuti proses PJJ secara, siswa dapat membuka aplikasi sekolah. Hal itu untuk memudahkan proses pemantauan siswa, termasuk memberikan kesempatan guru untuk memandu saat menerima mata pelajaran.

Untuk pembelajaran secara daring diklaim, semua tenaga pengajar mampu mengoperasikan aplikasi sekolah, sehingga proses pembelajaran berjalan lancar. “Kami minta guru terus mengoptimalkan PJJ agar tidak ketinggalan pelajaran,” jelasnya.

Selama ini, para tenaga pengajar dan siswa untuk penyampaian PJJ melalui daring dikeluhkan dan kurang efektif, karena seringkali mengalami gangguan jaringan sinyal. Proses pembelajaran terkadang dihentikan jika mengalami gangguan sinyal,terlebih saat ini memasuki musim hujan.

Bahkan, gangguan jaringan sinyal itu terkadang dari pagi sampai siang juga malam. Dengan demikian, proses PJJ secara daring kurang efektif dan berdampak terhadap mutu dan kualitas pendidikan. “Kami kerapkali menunggu jaringan sinyal kembali normal hingga pembelajaran dihentikan dari pagi sampai sore,” katanya.

Siswa SMAN 1 Cikulur saat ini berada di kawasan pedalaman Kabupaten Lebak dengan jumlah 460 orang dari kelas 10 sampai 12. Selama ini, kegiatan proses PJJ secara daring sangat dikeluhkan orang tua siswa, karena mereka harus membeli kuota data.

Lihat juga...