Penanaman Mangrove Seluas 15 Ribu Hektare Libatkan KTH
Editor: Makmun Hidayat
Sementara itu, kaum lelaki lebih terlibat dalam penyiapan benih, atau propagul melalui pengumpulan langsung dari kawasan hutan mangrove yang ada di sekitarnya, dan juga penyiapan kayu ajir dan kayu larikan untuk menopang tanaman agar tidak terbawa gelombang.
Karena di sebagian wilayah Bangka Belitung ini, air laut kering malam, maka ada sebagian kelompok tani, melakukan penanaman pada malam hari.
“Kondisi ini sedikit mempersulit dalam melaksanakan kegiatan, bahkan memiliki risiko dengan keberadaan satwa malam hari, dan tentunya kondisi angin laut. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat peserta kegiatan penanaman mangrove tersebut,” tuturnya.
KTH Karang Empat Lestari, Desa Senyubuk Kelapa Kampit, adalah salah satu kelompok yang melakukan penanaman dan pemasangan kayu ajir pada malam hari.
Kondisi ini dilakukan karena pada siang hari air laut tengah pasang tinggi, dan kondisi seperti menurut Rizki Octo Rianus atau Ryo, ketua KTH Karang Empat Lestari, diperkirakan akan berlangsung cukup lama. Sementara target penanaman ini harus selesai paling lambat pertengahan Desember.
“Mengingat waktu penanaman yang sangat terbatas, maka tidak ada pilihan lain kecuali melakukan penanaman pada malam hari,” ujarnya.
Program penanaman mangrove ini mendapat respon positif dari masyarakat. Mereka yang sehari-harinya beraktivitas melimbang timah, seakan mendapat pekerjaan baru yang hasilnya lebih pasti, sebagaimana diungkapkan bendahara pada kelompok Mangrove Selindang Lestari, Beti Sulami.
“Kalau melimbang itu, belum tentu dapat timah, pun dapat, tapi paling satu one atau 2 one yang nilainya kecil, terlebih di saat harga timah yang murah seperti sekarang ini,” ungkapnya.