Sedekah Sampah, Cara Unik Bangun Kepedulian Lingkungan dan Sesama

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

SEMARANG — Ada cara baru membuang sampah, khususnya botol plastik dan kertas bekas di kampus Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Jika biasanya, barang bekas tersebut dibuang begitu saja di tong sampah, kini civitas akademika di perguruan tinggi tersebut diajak untuk membuangnya di tempat khusus, melalui gerakan sedekah sampah.

Penggagas sedekah sampah, sekaligus dosen Unimus, Eko Yulianto saat ditemui di kampus tersebut, Semarang, Rabu (23/9/2020). Foto: Arixc Ardana       

Suhu Kota Semarang, yang menyengat, membuat Tri Setia Budi segera menghabiskan minuman dingin yang dipegangnya. Hanya dalam hitungan detik, air teh kemasan tersebut segera menyegarkan tenggorokannya yang terasa kering.

Botol plastik minuman itu pun kini kosong. Alih-alih membuangnya ke tempat sampah, staf kependidikan di Unimus tersebut, justru memasukkan botol plastik bekas tersebut ke dalam ‘kandang’ besi berukuran 2×1 meter yang ada di kampus tersebut. Di dalamnya, sudah ada puluhan bahkan mungkin ratusan botol plastik bekas.

“Ini sedekah sampah. Selain botol plastik bekas, juga ada kertas bekas yang bisa disedekahkan. Menarik karena sedekah ternyata tidak harus berbentuk uang, dengan sampah pun bisa,” paparnya, saat ditemui di kampus tersebut, Semarang, Rabu (23/9/2020).

Menurutnya, meski sederhana, namun gerakan tersebut mampu mendorongnya untuk lebih menghargai lingkungan, sekaligus sesama, sebab hasil dari sedekah sampah tersebut juga disedekahkan kepada mereka yang membutuhkan.

Penggagas sedekah sampah, sekaligus dosen Unimus, Eko Yulianto menuturkan gerakan tersebut awalnya merupakan tugas bagi mahasiswa, untuk membantu menyelesaikan permasalahan sampah, khususnya di kampus tersebut.

Lihat juga...