Tren Hobi Tanaman Hias di Lampung Selatan Banjir Order
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Tren pehobi bunga dan tanaman menjadi berkah bagi perancang bonsai dan penyambung pucuk. Nur Amin, dikenal sebagai trainer bonsai dan penyambung pucuk bunga menyebut, sejak masa pandemi Covid-19 ia banyak mendapat order. Order membentuk bonsai dilakukan olehnya sejak setahun silam.
Kreativitas, ketelatenan menurutnya menjadi dasar membentuk bonsai. Jenis bonsai yang dibentuk di antaranya kelapa gading, sentigi, asam, beringin dan jenis tanaman bunga. Berbekal gunting tanaman, silet, cutter, plastik dan peralatan lain ia membentuk bonsai milik pehobi. Sekali proses trainer ia mendapat upah Rp300 ribu hingga Rp500 ribu.
Tingkat kesulitan proses trainer menurutnya mempengaruhi tarif. Namun ia tidak pernah mematok tarif untuk proses perancangan bonsai milik pehobi. Dalam sepekan ia bisa menerima permintaan membentuk bonsai dari pehobi di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan tempat tinggalnya.
“Order untuk membentuk bonsai umumnya berasal dari bahan pohon yang telah disiapkan oleh pemilik, sekali proses membentuk bonsai bisa lebih dari belasan tanaman dan masih akan dibentuk tahap berikutnya,” terang Nur Amin saat ditemui Cendana News, Selasa (15/9/2020).
Trainer menurutnya menjadi sumber mata pencaharian sekaligus usaha yang ditekuni selama masa pandemi. Meski awalnya hanya sebagai hobi, pekerjaaan sebagai trainer justru menjadi penghasilan secara ekonomis. Dikenal hingga ke desa-desa lain dari usahanya tersebut, ia bisa mendapat hasil jutaan.
Selain sebagai trainer bonsai, keahlian menyambung pucuk atau grafting dimilikinya. Sambung pucuk dilakukan olehnya pada tanaman bunga kertas, adenium, tanaman buah. Proses sambung pucuk bunga kertas akan menghasilkan warna warni menarik yang disukai pehobi. Khusus untuk sambung pucuk setiap batang pucuk atau entres dipatok Rp6.000.