UMKM dan Ekraf di NTT Perlu Bentuk Asosiasi

Editor: Makmun Hidayat

MAUMERE — Bertumbuhnya Usaha Mikro Kecil dan Manengah (UMKM) dan Ekonomi Kreatif  (Ekraf) di berbagai kota di Nusa Tenggara Timur  (NTT) seperti halnya di wilayah Pulau Flores, memerlukan sebuah wadah untuk memayungi pelaku usaha ini.

Untuk wilayah Pulau Flores, perkembangan UMKM dan Ekraf sangat pesat di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat dan Maumere, Kabupaten Sikka, namun hanya Labuan Bajo saja yang sudah ada asosiasinya.

“Adanya asosiasi akan membuat pelaku UMKM dan Ekraf bisa berkembang menjadi besar. Kalau tidak ada asosiasi paling hanya satu, dua usaha saja yang berkembang,” tegas pemilik Sibakloang Gallerry and Coffee Roastery, Maumere, Theresia Isidoris Fernandez, Selasa (15/9/2020).

Isye sapaannya mengaku dirinya tergabung dalam Asosiasi Kelompok Usaha Unitas (Akunitas) karena melebarkan sayap bisnisnya dengan membangun gallery coffee di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

Ia menyebutkan, hadirnya asosiasi membuat setiap kegiatan yang melibatkan UMKM dan Ekraf di Manggarai Barat harus melalui asosiasi yang berbadan hukum di mana semua anggotanya didata dan ada iurannya.

“Untuk Kabupaten Manggarai Barat, semua kegiatan yang melibatkan UMKM harus melalui asosiasi. Memang harus ada asosiasi agar pelaku UMKM bisa berkembang dengan baik,” ujarnya.

Isye juga memaparkan dan senang di Kabupaten Sikka para pelaku UMKM dan Ekraf sudah berkumpul dan bersepakat membentuk asosiasi.

Dirinya pun didapuk menjadi ketua, namun ia lebih memilih Ketua Divisi Humas karena kesibukan dan mobilitas yang tinggi.

“Kita perkuat legalitas, pendataan anggota dan anggota tertib membayar iuran anggota terlebih dahulu baru membuat berbagai kegiatan termasuk pelatihan.Asosiasi sangat bagus untuk memayungi pelaku usaha agar bisa berkembang,” tegasnya.

Lihat juga...