Upaya Menyejahterakan Petani di Tengah Pandemi
Sebenarnya, masalah klasik turunnya harga komoditas saat musim panen dapat dihindarkan. Pemerintah terus memaksimalkan Pasar Mitra Tani atau Toko Tani yang digagas oleh Kementerian Pertanian untuk menyerap hasil panen petani, serta memotong rantai pasok distribusi hingga ke konsumen.
Solusi Belanja Daring
Upaya menyejahterakan petani memang tidak sesederhana hanya dengan membeli sayur dan buah-buahan lokal di pasar tradisional. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah nyatanya menjadi pukulan bagi petani karena hasil panen yang biasanya dijual di pasar, tidak terserap maksimal.
Di sisi lain, selama pandemi COVID-19 yang mengharuskan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah, tren belanja daring menjadi solusi alternatif agar hasil panen dapat terserap.
Berdasarkan data yang diperoleh dari sejumlah pasar daring seperti Bukalapak dan Tokopedia, pembelian produk bahan pokok meningkat hingga 350 persen selama masa pandemi.
Salah satu aplikasi e-commerce yang menjual hasil pertanian secara daring, Kedaisayur, juga mengalami peningkatan penjualan lebih dari 100 persen pada dua bulan pertama sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia.
Menilik potensi tersebut, Kementerian Pertanian berupaya untuk tidak hanya memotong rantai distribusi yang panjang, tetapi juga menjembatani pasokan produksi petani dan kebutuhan pangan konsumen, salah satunya melalui Toko Tani.
Melalui Toko Tani, masyarakat dapat mengakses kebutuhan pangan, mulai dari beras, produk hortikultura seperti sayur dan buah, hingga telur dan konsumsi rumah tangga lainnya, seperti minyak goreng dan gula, dengan harga terjangkau.