Warga Sanan Siap Produksi Suvenir Batu Hias

Editor: Makmun Hidayat

MALANG — Kampung Sanan, yang selama ini terkenal sebagai sentra produksi kripik tempe, sekarang mulai bersiap untuk memproduksi suvenir batu hias. 

Hal ini dilakukan setelah warga mendapatkan pelatihan pembuatan suvenir khas batu hias dari para dosen dan mahasiswa Program Studi Seni Rupa, Jurusan Seni Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang (UM) sebagai salah satu bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

Ketua tim PKM, Drs. Anak Agung Gde Rai Arimbawa, M.Sn, menjelaskan, selama ini batu kali (koral) belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, bahkan terkesan dibiarkan sehingga tidak memiliki nilai ekonomi. Padahal menurutnya, jika batuan-batuan tersebut diberikan sentuhan seni sedikit saja, bisa menjadi sebuah karya inovatif yang memiliki nilai jual.

Ketua tim PKM, Drs. Anak Agung Gde Rai Arimbawa, M.Sn, Sabtu (26/9/2020). -Foto: Agus Nurchaliq

“Batu kali kalau digeletakkan begitu saja, nilainya tidak ada. Tapi kalau diberikan sentuhan seni bisa mempunyai nilai ekonomi,” ujarnya usai penutupan PKM pelatihan pembuatan suvenir khas dari batu hias di kampung Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Sabtu (26/9/2020).

Oleh sebab itu tim PKM yang beranggotakan Dra. Lilik Indrawati, M.Pd, Drs Sumarwahyudi, M.Sn, Fenny Rohbeind S.Pd., M.Sn, Denik Ristya Rini S.Pd., M.Pd, tertarik memberikan pelatihan membuat batu hias untuk memberdayakan masyarakat Sanan agar memiliki kreativitas lain selain memproduksi kripik tempe. Apalagi batuan koral sebagai bahan bakunya dapat dengan mudah diperoleh warga.

Lihat juga...