Antisipasi La Nina, BMKG Gunakan Jaringan Sekolah Lapang
Redaktur: Satmoko Budi Santodo
JAKARTA – Kehadiran La Nina lemah hingga moderat di Indonesia, diprediksi akan terjadi pada periode September hingga November dengan potensi berlanjut ke Februari -Maret 2021.
Diperkirakan, fenomena La Nina ini akan mempengaruhi kegiatan para nelayan dan petani sebagai akibat kondisi musim hujan yang lebih basah, sehingga BMKG melakukan update dan juga imbauan melalui jaringan komunikasi yang sudah dimiliki oleh Sekolah Lapang BMKG.
Kasubbid Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Siswanto, menyebutkan, pemantauan indikator ENSO hingga Dasarian III September 2020 menunjukkan kondisi La Nina Lemah yaitu -0.94.
“Peluang La Nina Lemah hingga La Nina Moderat diprediksi akan tetap berlangsung pada periode SON (September-Oktober-November) 2020 hingga periode FMA (Februari-Maret-April) 2021,” kata Siswanto, saat dihubungi Cendana News, Senin (5/10/2020).
Sementara, indikator IOD dasarian III September 2020 menunjukan kondisi Netral yaitu -0.26.
“Kondisi Indeks Dipole Mode (IOD) berada pada kategori Netral dan diprediksi akan tetap Netral hingga Maret 2021. Namun beberapa Institusi memprakirakan peluang Dipole Mode Negatif dapat terjadi pada Oktober – Desember 2020, kemudian Netral kembali hingga Maret 2021,” ucapnya.
Sebelumnya, tercatat La Nina telah berlangsung pada Oktober 2017 – April 2018 dan Agustus – Desember 2016 dengan intensitas “lemah”.
“La Nina dengan intensitas kuat terjadi pada tahun 2010 dan 2008. Sementara itu, La Nina yang dibarengi dengan IOD- seperti event 2020 ini tercatat pernah terjadi pada La Nina 2010, 2016 dan 2006,” ujar Siswanto.