Dampak Covid-19, Omzet Pedagang Keliling Turun Drastis
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Dulu sebelum Covid-19, omzet saya sehari capai Rp 400 ribuan dari jualan keliling dan mangkal di sekolah. Sekarang mah cuma keliling saja, dapat Rp 150 ribu sehari juga sudah untung-untungan,” ujar ayah tiga anak ini.
Kondisi Covid-19, menjadikan Engkus tidak jualan seharian. Kini dijalaninnya dua kali keliling, yakni pagi dan sore hingga magrib.
Engkus mengaku sejak tahun 2017 dia jualan keliling. Namun saat itu ikut orang, sehingga dia tinggal menjualnya saja dengan sistem komisi.
Namun sejak tiga tahun ini, dia berdagang modal sendiri. Sehingga ia merasakan naiknya harga bahan dagangan hingga penjualan sepi harus tetap bertahan untuk mengantungkan hidupnya.
“Modal awalnya dulu itu sekitar Rp 1 jutaan, untuk beli bahan dagangan, bok yang dipasang di sepeda, tempat bakaran, dan kompor gas,” ujarnya.
Menurutnya, modal itu dalam sebulan jualan sudah bisa kembali. Dalam sehari dia berjualan 400 tusukan lebih sosis, otak-otak, kornet, dan bakso.
Harga satu tusuk sosis bakar dan lainnya dipatok Rp 1.000. “Sampai sekarang juga tetap Rp 1.000 per-tusuknya, meskipun harga bahannya naik. Saya nggak mau naikin, nanti nggak ada yang beli,” ujarnya.
Meskipun pemasukannya berkurang, Engkus tetap bersyukur karena masih bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
“Alhamdulillah saya masih bisa kirim uang untuk istri dan anak di kampung, dan bisa bayar kontrakan di sini. Saya kan ngontrak berdua teman sebulan Rp 300 ribu dibagi dua,” ujar pria asal Tasikmalaya, Jawa Barat.
Begitu juga dengan Umay, pedagang tahu krisbi. Dia mengaku pendapatan berkurang hingga 50 persen dampak Covid-19, ini.
“Turunnya 50 persen, tapi kalau nggak jualan binggung nggak ada kemasukan untuk keluarga,” ujar Umay kepada Cendana News.