Di September 2020, Kota Madiun Alami Deflasi 0,02 Persen

Pekerja menata telur ayam di sebuah tempat usaha ternak ayam petelur di Takeran, Magetan, Jawa Timur – Foto Ant

MADIUN – Badan Pusat Statistik Kota Madiun, Jawa Timur mencatat, terjadi deflasi dengan laju sebesar 0,02 persen pada September 2020 di wilayah setempat. Hal itu dimungkinkan karena pandemi COVID-19 yang hingga kini masih berlangsung.

Kepala BPS Kota Madiun, Umar Sjaifudin mengatakan, deflasi terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya, karena dipicu menurunnya daya beli masyarakat. “Deflasi disebabkan karena ada penurunan Indeks Harga Konsumen pada kelompok pengeluaran. Selama September 2020 terjadi penurunan harga pada sejumlah komoditas,” ujar Umar Sjaifuddin.

Sayangnya, penurunan harga tersebut tidak diimbangi dengan tingkat permintaan pasar, akibat menurunnya daya beli masyarakat. Sehingga ketersediaan stok di pasaran melimpah. Penurunan daya beli tersebut juga disebabkan karena kondisi perkembangan pandemi COVID-19 di Kota Madiun.

Adapun, sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga dan memicu deflasi di antaranya, telur ayam ras, tomat, jeruk, dan beras. Dari 11 kelompok pengeluaran, ada dua kelompok yang mengalami deflasi, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan deflasi 0,32 persen. Serta, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi 0,24 persen.

Dampak pandemi COVID-19 telah memicu terjadinya deflasi di Kota Madiun selama tiga bulan berturut-turut, terhitung sejak Juli hingga September 2020. Sesuai data, pada Juli Kota Madiun mengalami deflasi sebesar 0,04 persen, Agustus sebesar 0,02, dan September mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,33.

Dari delapan kabupaten dan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, satu di antaranya mengalami inflasi dan tujuh lainnya mengalami deflasi pada September 2020. Adapun, inflasi terjadi di Kota Kediri sebesar 0,15 persen dengan IHK sebesar 104,67. Sedangan deflasi tertinggi terjadi di Kota Probolinggo sebesar 0,35 persen. Deflasi berikutnya diikuti oleh Kota Surabaya sebesar 0,18 persen, Kabupaten Banyuwangi deflasi sebesar 0,17 persen, Kabupaten Sumenep deflasi sebesar 0,12 persen, Kota Malang deflasi sebesar 0,05 persen, Kota Madiun deflasi sebesar 0,02 persen, dan deflasi terendah terjadi di Kabupaten Jember sebesar 0,01 persen. (Ant)

Lihat juga...