Dolar Jatuh ke Level Terendah Lebih dari Satu Pekan
NEW YORK — Dolar memulai kuartal keempat dengan catatan buruk, jatuh ke level terendah lebih dari satu minggu terhadap sekeranjang mata uang utama pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena harapan stimulus fiskal AS menyemangati para investor dan mendorong mereka mencari mata uang berimbal hasil lebih tinggi tetapi lebih berisiko.
Yuan China menguat paling tinggi terhadap dolar, mencapai level puncak satu setengah tahun di pasar luar negeri, karena liburan di China mengeringkan likuiditas dan meningkatkan pergerakkannya.
Selain itu, data China pada Rabu (30/9/2020) menunjukkan pemulihan ekonominya berada di jalur yang benar.
Mata uang komoditas seperti dolar Australia, Selandia Baru, dan Kanada serta crown Norwegia juga menguat terhadap greenback.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin masih jauh dari kesepakatan tentang bantuan COVID-19 di beberapa bidang penting pada Kamis (1/10/2020), setelah diskusi telepon gagal menjembatani apa yang digambarkan Pelosi sebagai perbedaan atas dolar dan nilai.
Kongres Demokrat telah mengusulkan paket stimulus 2,2 triliun dolar AS untuk menanggapi pandemi, sementara Partai Republik menyarankan paket stimulus 1,6 triliun dolar AS.
“Kedua pihak memiliki banyak sinyal, seperti burung merak yang sedang berjalan-jalan. Jika kami tidak mendapatkan apa pun sebelum pemilihan, kami akan mendapatkan sesuatu setelahnya,” kata Marc Chandler, kepala strategi pasar, di Bannockburn Forex di New York.
“Namun saat memasuki periode baru, masyarakat masih ingin membeli ekuitas dan mengambil risiko,” tambahnya.
Saham-saham Wall Street lebih tinggi pada Kamis (1/10/2020), sementara harga obligasi pemerintah AS lebih rendah.