Hingga September 2020 Belanja Negara Terakselerasi

Editor: Koko Triarko

Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam konfrensi pers APBN KiTa yang dihelat secara virtual di Jakarta, Senin (19/10/2020). –Foto: Amar Faizal Haidar

JAKARTA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani, melaporkan realisasi Pendapatan Negara dan Hibah hingga akhir September 2020 tercatat telah mencapai Rp1.158 T, atau 68,18 persen dari target pada APBN dalam Perpres 72/2020.

“Capaian Pendapatan Negara tersebut pertumbuhannya masih terkontraksi sebesar negatif 13,65 persen (yoy),” kata Menkeu dalam konfrensi pers APBN KiTa yang dihelat secara virtual di Jakarta, Senin (19/10/2020).

Menkeu menyebutkan, realisasi Pendapatan Negara yang bersumber dari penerimaan Perpajakan secara nominal telah mencapai Rp892,44 triliun atau 63,54 persen APBN, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp260,8 triliun dan realisasi Hibah mencapai Rp5,68 triliun.

“Berdasarkan capaiannya, Pendapatan Negara yang bersumber dari penerimaan Perpajakan dan PNBP lebih tinggi berturut-turut sebesar 63,5 persen dan 88,7 persen dari targetnya dibandingkan tahun lalu, masing-masing 58,19 persen dan 79,78 persen,” papar Menkeu.

Lebih lanjut, kata Menkeu, hampir seluruh jenis pajak utama mengalami tekanan pada Januari-September 2020 yang disebabkan oleh perlambatan kegiatan ekonomi akibat Covid-19, dan pemanfaatan insentif fiskal dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, kecuali PPh OP yang masih mampu tumbuh positif 1,97 persen.

“PPh Migas kontraksi paling dalam seiring dengan penurunan harga dan volume,” cetusnya.

Kemudian, dari sisi Penerimaan Bea dan Cukai, sejak Januari-September 2020 mengalami pertumbuhan, terutama didorong realisasi cukai, khususnya Hasil Tembakau (HT) yang tumbuh karena adanya limpahan penerimaan tahun sebelumnya (efek PMK-57), dan penerimaan BK bulan September tumbuh 9,40 persen (month to month), didorong peningkatan ekspor mineral terutama tembaga dan bauksit.

Lihat juga...