Inilah Tradisi Aceh untuk Damaikan Pertikaian Masyarakat
BANDA ACEH – Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Banda Aceh menyatakan peusijuek merupakan salah satu tradisi adat Aceh sejak zaman dahulu hingga kini masih digunakan, karena dapat mendamaikan pertikaian kecil di tengah-tengah masyarakat Aceh.
“Peusijuek ini, merupakan proses mendinginkan atau musyawarah di tengah suasana-suasana yang mencekam. Disebabkan oleh pertikaian-pertikaian kecil yang terjadi di masyarakat, agar yang saling bertikai saling memaafkan,” kata Kepala Bidang Benda Pusaka/Khazanah Adat MAA Kota Banda Aceh, Hamid di Banda Aceh, Senin.
Sehingga, dampak pertikaian tersebut tidak sampai menimbulkan perpecahan di tengah-tengah masyarakat, karena sudah diselesaikan dengan adat istiadat Aceh.
“Adat sebagai pagar hukum di masyarakat, dan sudah dijalankan oleh orang-orang Aceh terdahulu,” kata dia.
Anggota Bidang Benda Pusaka/Khazanah Adat MAA Kota Banda Aceh, Tgk Abdul Samad, menambahkan, peusijuek juga dapat menyambung ukhuwah Islamiah antara sesama saudara maupun tetangga di sekeliling rumah.
“Kalau misalnya ada orang yang duduk di rumah baru, biasanya pada saat itu juga di peusijuek dengan mengundang saudaranya, dan tetangga di sekelilingnya. Pada saat inilah terjalin ukhuwah antar sesama tetangga,” kata dia.
Dia yang juga aktif melaksanakan peusijuek menuturkan bahwa pelaksanaan tradisi yang satu ini dengan menyebut asma-asma Allah, seperti diawali dengan membacakan basmalah, kemudian salawat, dan baru dibacakan doa-doa, tergantung dengan objek yang di peusijuek.
Menurutnya, orang yang melakukan peusijuek harus memiliki niat sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dalam bentuk permohonan lewat kalimat doa-doa yang dibacakan ketika acara berlangsung.