Jumlah SMA dan SMK yang Menggelar Belajar Tatap Muka di Jatim Ditambah
SURABAYA – Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur berencana menambah jumlah SMA dan SMK, yang dapat melakukan uji coba pembelajaran tatap muka. Hal itu direncanakan, setelah tidak adanya daerah yang berstatus zona merah di provinsi tersebut.
“Pembelajaran tatap muka hanya bisa digelar jika suatu daerah tidak berada di zona merah COVID-19. Ibu Gubernur sudah memerintahkan melakukan evaluasi kembali untuk ditingkatkan jumlah sekolah yang bisa melakukan uji coba pembelajaran tatap muka,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi, Rabu (14/10/2020).
Ia melihat, dimulainya kembali pembelajaran tatap muka sangat penting bagi para siswa, karena pembelajaran jarak jauh dinilai belum efektif. “Bahkan terjadi penurunan kualitas pendidikan,” ucap mantan Kepala Dinas Perhubungan Jatim tersebut.
Wahid menilai, cukup wajar apabila guru dan siswa mengalami kesulitan dalam penerapan pembelajaran jarak jauh atau daring, yang digelar selama beberapa bulan terakhir ini. Model pembelajaran tersebut tergolong baru, sehingga evaluasi perlu dilakukan, dan memulai lagi pembelajaran tatap muka secara bertahap. “Daya tangkap siswa saat melihat monitor ponsel maupun komputer dibandingkan saat tatap muka, tetap lebih tinggi saat pembelajaran tatap muka. Khususnya untuk pembelajaran matematika, fisika, kimia. Ini perlu dievaluasi oleh jajaran pendidik,” katanya.
Ia optimistis, penurunan kualitas pendidikan hanya pada titik-titik tertentu. Dan perlahan guru serta siswa akan beradaptasi dengan pembelajaran tatap muka kombinasi. “Karena (ke depan) guru dan siswa sudah siap. Sekarang kan guru dan siswa belum siap. Guru belum menyiapkan daring, siswa juga tidak terbiasa,” tuturnya.