Konservasi Mangrove di Pesisir Lamsel Libatkan Masyarakat
Editor: Makmun Hidayat
Berbasis padat karya, semua pekerja akan mendapatkan hasil yang langsung masuk ke rekening. Langkah itu memberi hasil secara ekonomi dan ekologis. “Saat masyarakat kesulitan mendapat sumber pemasukan ekonomi, ada padat karya yang berguna menjadi sumber penghasilan,” tegas I Ketut Sinde Atmita.
Anggota kelompok tani sebut I Ketut Sinde Atmita masih menyiapkan lokasi penempatan benih. Rencana penanaman mangrove sebutnya akan dilakukan pada November mendatang. Sebab pekerja tengah menyiapkan lokasi penanaman dan sebagian membuat APO agar rumpun mangrove tidak rusak oleh gelombang pasang. Antusiasme warga sebutnya sangat tinggi untuk mendukung program pemerintah itu.
I Wayan Suwarno, Sekretaris Desa Sumber Nadi menyebut ia mendapat tugas untuk penyiapan lokasi. Lokasi penanaman mangrove jenis bakau berada di jalur sepanjang muara sungai. Anggota kelompok sebutnya membuat akses untuk penanaman rumpun terbuat dari bambu berbentuk kotak. Metode penanaman itu berguna untuk menjaga mangrove muda dari gelombang dan hama.
“Hama kepiting bakau kerap akan memangsa tanaman muda sehingga dipersiapkan bambu sebagai pagar,” cetusnya.
Sesuai rencana sebanyak 300 ribu batang akan ditanam dalam sebanyak 600 rumpun. Sistem rumpun lebih efektif untuk proses pemantauan dan perawatan. Selain itu penanaman akan dibentuk sesuai estetika untuk menjadi kawasan objek wisata mangrove. Bentuk yang unik akan terlihat dari udara saat tanaman tumbuh sehingga menjadi spot foto berbasis konservasi lingkungan.
Idi Bantara, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Way Seputih Way Sekampung menyebut pelibatan masyarakat sangat penting. Vegetasi mangrove jenis Rhizopora Sp sangat cocok karena pantai Sumber Nadi didominasi lumpur. Pola rumpun dilakukan agar penanaman mudah dalam perawatan berkelanjutan.