MADIUN — Badan Pusat Statistik Kota Madiun mengumumkan bahwa wilayah setempat tercatat mengalami deflasi selama tiga bulan berturut-turut sejak Juli hingga September 2020 karena dampak pandemi COVID-19.
Kepala BPS Kota Madiun Umar Sjaifuddin mengatakan sesuai data pada Juli Kota Madiun alami deflasi sebesar 0,04 persen, Agustus sebesar 0,02, dan September mengalami deflasi sebesar 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,33.
“Deflasi disebabkan karena ada penurunan Indeks Harga Konsumen pada kelompok pengeluaran. Selama September 2020 terjadi penurunan harga pada sejumlah komoditas,” ujar Umar Sjaifuddin dalam keterangannya, Sabtu (3/10/2020).
Sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga dan memicu deflasi di antaranya, telur ayam ras, tomat, jeruk, dan beras.
Sayangnya, penurunan harga tersebut tidak diimbangi dengan tingkat permintaan pasar akibat menurunnya daya beli masyarakat. Sehingga ketersediaan stok di pasaran melimpah.
Ia menambahkan, penurunan daya beli tersebut juga disebabkan karena kondisi perkembangan pandemi COVID-19 di Kota Madiun.
“Wabah COVID-19 belum usai, maka perekonomian masyarakat juga belum pulih seutuhnya,” kata dia.
Selain itu, adanya pembatasan aktivitas juga turut memengaruhi tingkat permintaan barang oleh masyarakat yang ujungnya menyebabkan deflasi.
Umar Sjaifuddin menjelaskan, dari 11 kelompok pengeluaran ada dua kelompok yang mengalami deflasi. Yakni, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan deflasi 0,32 persen. Serta, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi 0,24 persen.
Pihaknya berharap pandemi COVID-19 segera berakhir. Sehingga, perekonomian masyarakat bisa segera pulih dan daya belinya kembali seperti semula.