Mahasuci Allah dengan Segala Firman-Nya

OLEH: HASANUDDIN

Fitrah diri setiap ciptaan adalah suci, tersucikan oleh Yang Maha Suci. Sebab itu,  “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. al-Rum:30).

Rumi berkata: “Kita hanyalah seruling baginya”. Jadilah seruling, yang mengeluarkan bunyi, dengan nada dan irama sebagaimana yang dikehendaki Sang Peniup Seruling. Bunyi seruling itu merdu, karena ‘pada bunyinya’ tiada nafsu yang menyertainya.

Memandang Manusia

Pandanglah manusia dengan fitrah penciptaannya. Maka kamu akan melihat setiap manusia itu sama saja, suci dan tersucikan.

Namun jika engkau memandangnya dengan melihat bentuknya, melihat baik buruk kelakuannya, melihat pekerjaannya, melihat atribut yang dilekatkan kepadanya, kamu akan temukan pada hal-hal yang baharu itu tiada lain hanya terompahnya.

Ketika Musa menghadap Allah di bukit tursina, Allah meminta Musa melepaskan kedua terompahnya.

Apa yang engkau suka kepada manusia, apa yang engkau benci kepada manusia sesungguhnya hanyalah terompahnya. Terompah itu dapat digunakan silih berganti, sesuai situasi dan keadaan seorang manusia. Maka jika kamu memandang manusia dengan memandang terompahnya, kamu akan tertipu olehnya.

Kesehatan itu tiada memiliki bentuk dan rupa. Bagaimana kamu dapat mengenali apa itu sehat jika yang kamu perhatikan adalah bentuk bentuk. Tapi sekalipun kesehatan itu tidak berbentuk, namun kesehatan itulah yang mempengaruhi sebuah bentuk. Maka fenomena tentang sehat, akan terlihat pada bentuk.

Lihat juga...